Bagaimana Biro Statistik Tenaga Kerja Menentukan Indeks Harga Konsumen (IHK)?
Indeks Harga Konsumen (CPI), ukuran mana yang banyak digunakan untuk mengukur inflasi, ditentukan dengan melacak perubahan harga di keranjang pasar barang dan jasa konsumen selama periode waktu tertentu. Biro Statistik Tenaga Kerja merilis beberapa indeks harga konsumen yang berbeda setiap bulan, tetapi CPI yang paling sering dikutip oleh media adalah Indeks Harga Konsumen untuk Semua Konsumen Perkotaan (CPI-U).
5.4%
Kenaikan inflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen pada Juni 2021, kenaikan IHK terbesar dari tahun ke tahun sejak 2008.
CPI keranjang pasar dibuat berdasarkan survei kebiasaan belanja konsumen. Biro Statistik Tenaga Kerja menggunakan survei untuk memilih lebih dari 200 kategori barang dan jasa untuk dipantau. CPI naik atau turun berdasarkan pergerakan harga rata-rata di dalam keranjang pasar.
Setiap bulan, asisten ekonomi dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) mengunjungi atau menelepon toko ritel, kantor profesional, unit persewaan, dan perusahaan lain di seluruh negeri untuk mengumpulkan data harga untuk keranjang pasar CPI. Setelah data dikumpulkan, spesialis komoditas akan memeriksa keakuratannya dan membuat penyesuaian statistik berdasarkan nilai item tertentu.
CPI dianggap oleh banyak orang sebagai indikator benchmark untuk inflasi dalam perekonomian AS. Faktanya, tingkat inflasi yang dilaporkan seringkali hanyalah perubahan persentase dalam CPI-U.
Namun, yang lain mempertanyakan seberapa berguna CPI sebenarnya. Biro Statistik Tenaga Kerja telah merevisi metodologi yang digunakan untuk menghitung CPI beberapa kali, biasanya menghasilkan kenaikan tingkat harga yang dilaporkan lebih rendah. Akibatnya, beberapa percaya CPI (sengaja atau sebaliknya) mengecilkan dampak inflasi.