Separuh warga Amerika Khawatir akan Keruntuhan Pasar dan Menyimpan Lebih Banyak Uang Tunai
Poin Penting
- Lebih dari separuh warga Amerika yang disurvei oleh Allianz mengatakan mereka khawatir terhadap resesi besar.
- Lebih dari setengahnya juga mengatakan bahwa mereka menyimpan lebih banyak uang tunai daripada yang seharusnya karena hal tersebut.
- Dibandingkan generasi lain, generasi milenial lebih khawatir akan kehilangan pekerjaan dan mengatakan bahwa mereka memiliki lebih banyak uang dalam bentuk tunai.
- Secara global, aset keuangan turun 2,7% pada tahun 2022, penurunan terbesar sejak Krisis Keuangan Global pada tahun 2008, namun ekonom Allianz mengantisipasi pertumbuhan aset pada tahun 2023.
Sesuai saran pejabat Fed kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin akan terjadi dan inflasi terbukti lebih keras dari perkiraan, demikian pula halnya dengan orang Amerika semakin pesimis tentang perekonomian, dengan lebih dari separuh (55%) mengatakan mereka khawatir akan datangnya resesi, demikian temuan penelitian Allianz.
Kekhawatiran tersebut berdampak pada cara masyarakat Amerika berinvestasi, dengan lebih dari separuh (54%) mengaku menyimpan lebih banyak uang daripada yang seharusnya dalam bentuk tunai karena kekhawatiran terhadap resesi. Dibandingkan dengan generasi lain, generasi milenial lebih mungkin mengatakan bahwa kekhawatiran resesi menyebabkan mereka memiliki lebih banyak uang tunai, yakni sebesar 57%, dibandingkan dengan 52% generasi X dan 46% generasi baby boomer.
Generasi milenial juga jauh lebih khawatir akan kehilangan pekerjaan, dengan 52% khawatir akan diberhentikan karena krisis ekonomi. Sebagai perbandingan, 29% responden Gen X dan 25% responden baby boomer menyatakan hal yang sama.
Menurut Allianz, kekhawatiran tersebut muncul setelah tahun yang sulit bagi aset keuangan pada tahun 2022, ketika aset keuangan global turun 2,7% yang merupakan penurunan terbesar sejak Krisis Keuangan Global pada tahun 2008. Namun, para ekonom di perusahaan tersebut mengatakan mereka memperkirakan aset global akan tumbuh dibandingkan berkontraksi pada tahun 2023.
Allianz memproyeksikan aset keuangan global akan bangkit kembali dari kerugian yang terjadi pada tahun 2022 dengan peningkatan aset keuangan global sebesar 6% pada akhir tahun 2023, menulis, “Mengingat tingkat inflasi global sekitar 6% pada tahun 2023, para penabung di seluruh dunia harus terhindar dari kerugian nyata pada keuangan mereka selama satu tahun lagi. aktiva."
“Tetapi prospek jangka menengah agak beragam,” kata Allianz, seraya menambahkan bahwa “pendorong perekonomian yang kuat juga tidak dapat diharapkan.”